Monday, June 23, 2008

Benarkah Sumpah Mereka YA Allah...?????

Peristiwa ini berawal dari niat ku untuk pergi ke kampus.
Siang ini, ada dua tujuan mengapa aku pergi ke kampus (padahal nyata2, hari itu ta ada mata kuliah satupun).
  1. Pkl. 09.00, ada undangan rapat yang di kabarkan melalui sms oleh Komandan UKM ku..
    "jam 11 ada rapat Pelantikan AMD. Mohon kehadirannya d KSR, KOMANDAN" itu lah isi pesan singkat yang disampaikan untukku.
  2. Aku bermaksud hari ini untuk memasukkan surat lamaran kerja k SPBU di dekat rumah, dengan harapan "siapa tahu liburan besok aku bisa mengisinya dengan kerja di sana", kan lumayan...
2 alasan itu lah yang membulatkan tekad ku untuk tetap pergi k kampus hari ini, walaupun ada perasaan malas.

ku siapkan tas dan surat lamaran yang hendak aku bawa juga hari ini, dari pada harus bolak-balik..!! (bensin kan mahal) hehe...
setelah aku yakin sudah ta ada lagi yang tertinggal, aku pergi dengan kendaraan yang selalu setia menemani aku kemanapun aku pergi.

waktu yang harus ku tempuh dari rumah ke kampus, jika dengan kendaraan pribadi.. sekitar 30-45 menitan. itu pun belum di tambah macet lho....
nah kebetulan hari ini, berhubung aku berniat mampir dulu k SPBU guna menaruh surat lamaran kerja, jadi agak lama.
dan benar saja, kelamaan waktu yang aku pikirkan ternyata bertambah ketika aku selesai menyerahkan surat lamaran kerja di sebuah SPBU d sekitar rumah.

Aku tidak menyesali akan bertambah lamanya waktu yang aku gunakan untuk sampai k kampus. justru aku akan sangat menyesali jika tadi aku tidak berhenti melihat apa yang di alami 2 orang tua yang aku perhatikan sangat amat lelah. ingin rasanya aku membatalkan niatku untuk pergi k kampus... namun aku binggung.

aku yakin ta akan ada yang bisa merasakan apa yang saat ini aku rasakan, ketika melihat kejadian yang memang ini nyata.

kejadian tadi begitu sangat singkat, sehingga aku berfikir untuk mengabadikannya dengan tulisan ini. karena baru pertama kalinya aku mengalaminya.

"ku laju motorku dengan tidak begitu kencang, karena memang aku melalui jalan yang banyak lubang. namun ta pernah aku membayangkan ketika pandanganku ku fokuskan pada dua sosok manusia yang usianya jika aku pikir tidak jauh dengan usia orang tua ku. ku hentikan sejenak laju motorku, dengan ku lihat secara dekat sambil memastikan "apa yang terjadi pada kedua orang tua itu, yang ternyata adalah pasangan suami istri.". Betapa terkejutnya aku ketika mengetahui bahwa ternyata salah satu orang tua yang aku pikir adalah suaminya, sedang menahan sakit, yang aku sendiri tidak tahu apa penyebabnya. aku turun dari motorku, aku tanya mereka, dengan pertanyaan yang aku harap bisa menjawab rasa ingin tahu aku.

"permisi ibu... bapak kenapa bu... ?" aku membuka pertanyaan. tapi mereka seakan tidak menginginkan kehadiran aku. mereka tidak menjawab pertanyaan pertamaku.
aku semakin penasaran, aku lanjutkan dengan pertanyaan2 yang sudah aku siapkan dalam pikiranku.
"bapak sama ibu dari mana...? ko kayanya cape baget...?" lanjutku.
mungkin karena bosan mendengar aku bertanya terus mereka menjawab dengan keadaan si bapak yang menurutku semakin membuatku panik. "dari ciputat de'.!!" jawab mereka singkat. "trus ibu dan bapak mau k mana sekarang...?" sambungku. "mau k setasiun.,mau k cikarang.." HAAAAA...... betapa terkejutnya aku, mendengar jawaban si bapak yang walaupun aku ga pahami, tapi selintas membuat aku semakin teriris... "Ibu lagi sakit ya bu.? pindah k tempat yang adem yu', bu..? mari pa'.." pinta ku melihat kondisi si bapak yang seakan mau pingsan. tapi mereka menolak, seakan-akan tidak ingin ku bantu. dan yang aku makin terkejut, ketika si bapak berkata "makasih de', bapak udah bersumpah ga akan ngerepotin orang lagi, biarin kita d sini aja, kita cuma mau istirahat." jawab si bapak sambil mengatur napas yang menggambarkan betapa lelahnya dia. "bu.... boleh tau lagi ga, bapa lagi sakitkan..? sakit apa bu..? ko kayanya cape baget..?" tanyaku kepada si Ibu. si ibu bukan menjawab malah bercerita apa adanya.
"de...sebenernya kita baru ja dari fatmawati...(Rumah sakit), bapak memang lagi sakit, tapi berhubung kita udah di tagihin masalah biyaya., kita pergi aja..., tadinya kita mau k tempat anak kita yang di fatmawati, tapi ga ada, kata tetangganya mereka pulang k lampung.., jadi kita pulang aja k cikarang.." cerita si ibu sambil membelai si bapak yang terlihat sulit mengatur napas. Aku semakin ga kuat mendengar cerita mereka. "bu.. pa.. mending bapak dan ibu, saya antar ke setasiun yu.. biar nanti ibu sama saya, dan bapak sama bapak ini..(aku menunjuk seorang bapak2 yang ternyata punya perasaan sama denganku), bagaimana pa...bu.?
"ga de', makasih...saya udah bersumpah, ga akan mau di tolong.. saya ga mau lagi ngerepotin
banyak orang, saya percaya ma Allah. klo mang saya harus mati, biarin saya mati d sini..." Subhanallah..... Aku semakin takut dan juga kagum dengan perinsip si bpak, tapi cepat2 aku hilangkan pikiran kagum itu, karena aku pikir bukan saat nya, untuk kagum.., tapi aku juga bingung...si bapak tetap ga mau aku bantu, padahal hatiku udah bener2 menagis melihat kenyataan yang aku sendiri ga percaya. gimana ini...

sudah banyak orang yang berhenti, dan berusaha menolongnya. tapi lagi-lagi mereka tetap menolak. ya ALLAH... benarkah sumpah mereka itu ya Allah... ada apa sebenarnya yang terjadi pada mereka, kenapa mereka seakan ta lagi mau di tolong oleh manusia...? kenapa ya Allah..?
Dengan berat hati, dan atas permintaan si bapak, akhirnya aku pergi dan melanjutkan perjalananku k kampus. tapi, hatiku menanggis. berdosakah aku ya Allah, membiarkan mereka... tapi mereka tetap ga mau aku bantu. ya Allah, aku hanya bisa memohon kepadamu semoga kau berikan kesehatan kepada si bapak dan ibu itu dan sampai pada tujuan mereka yaitu CIKARANG, amin...

Friday, April 11, 2008

Pengalaman pribadi pada masa remaja

Ketidakpercayaanku pada tubuh gemukku

kejadian ini terjadi ketika aku duduk di bangku Mts. aku termasuk anak yang gemuk waktu itu., sebenarnya si ga gemuk-gemuk baget, cuma.... perasaanku ngerasa gimana...gt. (ga pede x yah)

dari situlah aku, dah ngerasa ga pede beneran. setiap da yang memperhatikanku, aku ngerasa mereka menghinaku. (wow...dah segitunya aku ga pede). tapi aku jalanin aja. dan sampai akhirnya, berat badan ku mulai menurun, mungkin pengaruh usia kali yah. tapi alhamdulillah ada penurunan dari pada sebelumnya. mungkin itu saja yang bisa saya ceritakan tentang pengalaman saya di blog ini.

KONFLIK INTERNAL

KONFLIK INTERNAL

konflik ini berawal belum lama. tepatnya tanggal 16 maret 2008, aku merasa jenuh dengan suasana rumah. gimana ga jenuh, aku di suruh keluar dari tempat kerjaku. padahal klo di itung kontrak aku masih harus jalani 6 bulan lagi. tp...ya sudahlah aku turutin apa mau orang tua ku, karena aku punya prinsip "ridho Allah terletak pada ridho orang tua". jujur, sesak dada ini buat nurutin kemauan mereka itu. tapi biarlah.

setelah aku putusin semuanya, akhirnya aku tulis surat pengunduran diriku di tempat aku bekerja. dan aku serahkan surat itu pada malam harinya. sedih rasanya ketika aku memberikan surat pengunduran diriku itu pada perusahaan tempatku bekerja. tapi, itulah kenyataan aku harus terima semuanya.

sebenarnya surat pengunduran diriku itu belum diketahui oleh kedua orang tuaku. tapi berhubung beliau terus menanyakan "apakah aku sudah keluar?"... ya sudah akhirnya aku jawab dengan menyerahkan fotocopy-an surat pengunduran diriku itu kepada kedua orang tuaku. dan akhirnya merekapun merasa senang.

Tuesday, April 8, 2008

perkembangan psikologi remaja

Karakteristik Perilaku dan Pribadi pada Masa Remaja

Abin Syamsuddin Makmun,( 2003) memerinci karakteristik perilaku dan pribadi pada masa remaja, yang terbagi ke dalam bagian dua kelompok yaitu remaja awal (11-13 s.d. 14-15 tahun) dan remaja akhir (14-16 s.d. 18-20 tahun) meliputi aspek : fisik, psikomotor, bahasa, kognitif, sosial, moralitas, keagamaan, konatif, emosi afektif dan kepribadian, sebagai berikut:

Remaja Awal

(11-13 Th s.d.14-15 Th)

Remaja Akhir

(14-16 Th.s.d.18-20 Th)

Fisik

Laju perkembangan secara umum berlangsung pesat.

Laju perkembangan secara umum kembali menurun, sangat lambat.

Proporsi ukuran tinggi dan berat badan sering- kali kurang seimbang.

Proporsi ukuran tinggi dan berat badan lebih seimbang mendekati kekuatan orang dewasa.

Munculnya ciri-ciri sekunder (tumbul bulu pada pubic region, otot mengembang pada bagian – bagian tertentu), disertai mulai aktifnya sekresi kelenjar jenis kelamin (menstruasi pada wanita dan day dreaming pada laki-laki.

Siap berfungsinya organ-organ reproduktif seperti pada orang dewasa.

Psikomotor

Gerak – gerik tampak canggung dan kurang terkoordinasikan.

Gerak gerik mulai mantap.

Aktif dalam berbagai jenis cabang permainan.

Jenis dan jumlah cabang permainan lebih selektif dan terbatas pada keterampilan yang menunjang kepada persiapan kerja.

Bahasa

Berkembangnya penggunaan bahasa sandi dan mulai tertarik mempelajari bahasa asing.

Lebih memantapkan diri pada bahasa asing tertentu yang dipilihnya.

Menggemari literatur yang bernafaskan dan mengandung segi erotik, fantastik dan estetik.

Menggemari literatur yang bernafaskan dan mengandung nilai-nilai filosofis, ethis, religius.

Perilaku Kognitif

Proses berfikir sudah mampu mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal (asosiasi, diferen-siasi, komparasi, kausalitas) yang bersifat abstrak, meskipun relatif terbatas.

Sudah mampu meng-operasikan kaidah-kaidah logika formal disertai kemampuan membuat generalisasi yang lebih bersifat konklusif dan komprehensif.

Kecakapan dasar intelektual menjalani laju perkembangan yang terpesat.

Tercapainya titik puncak kedewasaan bahkan mungkin mapan (plateau) yang suatu saat (usia 50-60) menjadi deklinasi.

Kecakapan dasar khusus (bakat) mulai menujukkan kecenderungan-kecende- rungan yang lebih jelas.

Kecenderungan bakat tertentu mencapai titik puncak dan kemantapannya

Perilaku Sosial

Diawali dengan kecenderungan ambivalensi keinginan menyendiri dan keinginan bergaul dengan banyak teman tetapi bersifat temporer.

Bergaul dengan jumlah teman yang lebih terbatas dan selektif dan lebih lama (teman dekat).

Adanya kebergantungan yang kuat kepada kelompok sebaya disertai semangat konformitas yang tinggi.

Kebergantungan kepada kelompok sebaya berangsur fleksibel, kecuali dengan teman dekat pilihannya yang banyak memiliki kesamaan minat.

Moralitas

Adanya ambivalensi antara keinginan bebas dari dominasi pengaruh orang tua dengan kebutuhan dan bantuan dari orang tua.

Sudah dapat memisahkan antara sistem nilai – nilai atau normatif yang universal dari para pendukungnya yang mungkin dapat ber-buat keliru atau kesalahan.

Dengan sikapnya dan cara berfikirnya yang kritis mulai menguji kaidah-kaidah atau sistem nilai etis dengan kenyataannya dalam perilaku sehari-hari oleh para pendukungnya.

Sudah berangsur dapat menentukan dan menilai tindakannya sendiri atas norma atau sistem nilai yang dipilih dan dianutnya sesuai dengan hati nuraninya.

Mengidentifikasi dengan tokoh moralitas yang dipandang tepat dengan tipe idolanya.

Mulai dapat memelihara jarak dan batas-batas kebebasan- nya mana yang harus dirundingkan dengan orang tuanya.

Perilaku Keagamaan

Mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan keadilan Tuhan mulai dipertanyakan secara kritis dan skeptis.

Eksistensi dan sifat kemurah-an dan keadilan Tuhan mulai dipahamkan dan dihayati menurut sistem kepercayaan atau agama yang dianutnya.

Penghayatan kehidupan keagamaan sehari-hari dilakukan atas pertimbangan adanya semacam tuntutan yang memaksa dari luar dirinya.

Penghayatan kehidupan keagamaan sehari-hari mulai dilakukan atas dasar kesadaran dan pertimbangan hati nuraninya sendiri secara tulus ikhlas

Masih mencari dan mencoba menemukan pegangan hidup

Mulai menemukan pegangan hidup

Konatif, Emosi, Afektif dan Kepribadian

Lima kebutuhan dasar (fisiologis, rasa aman, kasih sayang, harga diri dan aktualisasi diri) mulai menunjukkan arah kecenderungannya

Sudah menunjukkan arah kecenderungan tertentu yang akan mewarnai pola dasar kepribadiannya.

Reaksi-reaksi dan ekspresi emosionalnya masih labil dan belum terkendali seperti pernya-taan marah, gembira atau kesedihannya masih dapat berubah-ubah dan silih berganti dalam yang cepat

Reaksi-reaksi dan ekspresi emosinalnya tampak mulai terkendali dan dapat menguasai dirinya.

Kecenderungan-kecenderungan arah sikap nilai mulai tampak (teoritis, ekonomis, estetis, sosial, politis, dan religius), meski masih dalam taraf eksplorasi dan mencoba-coba.

Kecenderungan titik berat ke arah sikap nilai tertentu sudah mulai jelas seperti yang akan ditunjukkan oleh kecenderungan minat dan pilihan karier atau pendidikan lanjutannya; yang juga akan memberi warna kepada tipe kepribadiannya.

Merupakan masa kritis dalam rangka meng-hadapi krisis identitasnya yang sangat dipengaruhi oleh kondisi psiko-sosialnya, yang akan membentuk kepribadiannnya.

Kalau kondisi psikososialnya menunjang secara positif maka mulai tampak dan ditemukan identitas kepriba-diannya yang relatif definitif yang akan mewarnai hidupnya sampai masa dewasa.




sumber:http://Akhmadsudrajat.wordpress.com