Siang ini, ada dua tujuan mengapa aku pergi ke kampus (padahal nyata2, hari itu ta ada mata kuliah satupun).
- Pkl. 09.00, ada undangan rapat yang di kabarkan melalui sms oleh Komandan UKM ku..
"jam 11 ada rapat Pelantikan AMD. Mohon kehadirannya d KSR, KOMANDAN" itu lah isi pesan singkat yang disampaikan untukku.
- Aku bermaksud hari ini untuk memasukkan surat lamaran kerja k SPBU di dekat rumah, dengan harapan "siapa tahu liburan besok aku bisa mengisinya dengan kerja di sana", kan lumayan...
ku siapkan tas dan surat lamaran yang hendak aku bawa juga hari ini, dari pada harus bolak-balik..!! (bensin kan mahal) hehe...
setelah aku yakin sudah ta ada lagi yang tertinggal, aku pergi dengan kendaraan yang selalu setia menemani aku kemanapun aku pergi.
waktu yang harus ku tempuh dari rumah ke kampus, jika dengan kendaraan pribadi.. sekitar 30-45 menitan. itu pun belum di tambah macet lho....
nah kebetulan hari ini, berhubung aku berniat mampir dulu k SPBU guna menaruh surat lamaran kerja, jadi agak lama.
dan benar saja, kelamaan waktu yang aku pikirkan ternyata bertambah ketika aku selesai menyerahkan surat lamaran kerja di sebuah SPBU d sekitar rumah.
Aku tidak menyesali akan bertambah lamanya waktu yang aku gunakan untuk sampai k kampus. justru aku akan sangat menyesali jika tadi aku tidak berhenti melihat apa yang di alami 2 orang tua yang aku perhatikan sangat amat lelah. ingin rasanya aku membatalkan niatku untuk pergi k kampus... namun aku binggung.
aku yakin ta akan ada yang bisa merasakan apa yang saat ini aku rasakan, ketika melihat kejadian yang memang ini nyata.
kejadian tadi begitu sangat singkat, sehingga aku berfikir untuk mengabadikannya dengan tulisan ini. karena baru pertama kalinya aku mengalaminya.
"ku laju motorku dengan tidak begitu kencang, karena memang aku melalui jalan yang banyak lubang. namun ta pernah aku membayangkan ketika pandanganku ku fokuskan pada dua sosok manusia yang usianya jika aku pikir tidak jauh dengan usia orang tua ku. ku hentikan sejenak laju motorku, dengan ku lihat secara dekat sambil memastikan "apa yang terjadi pada kedua orang tua itu, yang ternyata adalah pasangan suami istri.". Betapa terkejutnya aku ketika mengetahui bahwa ternyata salah satu orang tua yang aku pikir adalah suaminya, sedang menahan sakit, yang aku sendiri tidak tahu apa penyebabnya. aku turun dari motorku, aku tanya mereka, dengan pertanyaan yang aku harap bisa menjawab rasa ingin tahu aku.
"permisi ibu... bapak kenapa bu... ?" aku membuka pertanyaan. tapi mereka seakan tidak menginginkan kehadiran aku. mereka tidak menjawab pertanyaan pertamaku.
aku semakin penasaran, aku lanjutkan dengan pertanyaan2 yang sudah aku siapkan dalam pikiranku.
"bapak sama ibu dari mana...? ko kayanya cape baget...?" lanjutku.
mungkin karena bosan mendengar aku bertanya terus mereka menjawab dengan keadaan si bapak yang menurutku semakin membuatku panik. "dari ciputat de'.!!" jawab mereka singkat. "trus ibu dan bapak mau k mana sekarang...?" sambungku. "mau k setasiun.,mau k cikarang.." HAAAAA...... betapa terkejutnya aku, mendengar jawaban si bapak yang walaupun aku ga pahami, tapi selintas membuat aku semakin teriris... "Ibu lagi sakit ya bu.? pindah k tempat yang adem yu', bu..? mari pa'.." pinta ku melihat kondisi si bapak yang seakan mau pingsan. tapi mereka menolak, seakan-akan tidak ingin ku bantu. dan yang aku makin terkejut, ketika si bapak berkata "makasih de', bapak udah bersumpah ga akan ngerepotin orang lagi, biarin kita d sini aja, kita cuma mau istirahat." jawab si bapak sambil mengatur napas yang menggambarkan betapa lelahnya dia. "bu.... boleh tau lagi ga, bapa lagi sakitkan..? sakit apa bu..? ko kayanya cape baget..?" tanyaku kepada si Ibu. si ibu bukan menjawab malah bercerita apa adanya.
"de...sebenernya kita baru ja dari fatmawati...(Rumah sakit), bapak memang lagi sakit, tapi berhubung kita udah di tagihin masalah biyaya., kita pergi aja..., tadinya kita mau k tempat anak kita yang di fatmawati, tapi ga ada, kata tetangganya mereka pulang k lampung.., jadi kita pulang aja k cikarang.." cerita si ibu sambil membelai si bapak yang terlihat sulit mengatur napas. Aku semakin ga kuat mendengar cerita mereka. "bu.. pa.. mending bapak dan ibu, saya antar ke setasiun yu.. biar nanti ibu sama saya, dan bapak sama bapak ini..(aku menunjuk seorang bapak2 yang ternyata punya perasaan sama denganku), bagaimana pa...bu.?
"ga de', makasih...saya udah bersumpah, ga akan mau di tolong.. saya ga mau lagi ngerepotin
banyak orang, saya percaya ma Allah. klo mang saya harus mati, biarin saya mati d sini..." Subhanallah..... Aku semakin takut dan juga kagum dengan perinsip si bpak, tapi cepat2 aku hilangkan pikiran kagum itu, karena aku pikir bukan saat nya, untuk kagum.., tapi aku juga bingung...si bapak tetap ga mau aku bantu, padahal hatiku udah bener2 menagis melihat kenyataan yang aku sendiri ga percaya. gimana ini...
sudah banyak orang yang berhenti, dan berusaha menolongnya. tapi lagi-lagi mereka tetap menolak. ya ALLAH... benarkah sumpah mereka itu ya Allah... ada apa sebenarnya yang terjadi pada mereka, kenapa mereka seakan ta lagi mau di tolong oleh manusia...? kenapa ya Allah..?
Dengan berat hati, dan atas permintaan si bapak, akhirnya aku pergi dan melanjutkan perjalananku k kampus. tapi, hatiku menanggis. berdosakah aku ya Allah, membiarkan mereka... tapi mereka tetap ga mau aku bantu. ya Allah, aku hanya bisa memohon kepadamu semoga kau berikan kesehatan kepada si bapak dan ibu itu dan sampai pada tujuan mereka yaitu CIKARANG, amin...